Stres Utama Wanita adalah Suaminya, Benarkah?

Bener ga sih penyebab utama stres pada wanita itu adalah suaminya?
well..bisa ya, bisa tidak.
Perempuan itu memang rentan terhadap stres ya moms.

Sumber foto: Instagram vemaledotcom

Dalam buku The Stresses Sex: Uncovering the Truth about Men, Women, and Mental Health, Jason Freeman, menyebutkan kaum wanita beresiko 40 persen lebih besar untuk mengalami gangguan psikologi.

Freeman yang seorang profesor bidang psikologi itu mengatakan wanita rentan mengalami depresi, gangguan panik, fobia, insomnia, gangguan stres pasca trauma, serta gangguan pola makan. (lifestyle.kompas.com)

Hmmm...urusan domestik rumah tangga yang berjibun, anak-anak yang super aktif, belum lagi masalah keuangan rumah tangga memang memusingkan ya moms? apalagi kalau suami sedikit tidak peka terhadap itu semua, menganggap hal tersebut sepenuhnya tugas istri. Suami cukup bekerja mencari nafkah, memberi uang belanja, mengajak jalan-jalan jika ada kelebihan rezeki. Cukup.

Rumah tangga merupakan satu 'lembaga' yang kompleks. Di dalamnya banyak hal bisa menjadi sumber konflik. Dalam rumah tangga percekcokan, silih pendapat, itu hal yang wajar. Dua pribadi, dua kepala tentu memiliki pemikiran yang berbeda pula.
Hal yang penting dari itu semua adalah komunikasi. Lalu bagaimana sih komunikasi itu bisa dikatakan sehat dan bisa meminimalisir atau bahkan menghilangkan stres?

I. Komunikasi yang Sehat Meminimalisir Konflik

Dokumen pribadi
Bicarakan segala sesuatu dengan kepala dingin dan hati yang lapang. Perlu diingat juga bahwa pasangan kita bukanlah dukun yang bisa membaca pikiran kita serta maksud dari gerak-gerik kita (bahkan dukun sekalipun modalnya hanya sok tau ya 😁).
Jika ada hal penting yang sekiranya sensitif, bicarakan dalam kondisi yang sama-sama fresh, tidak dalam kondisi lelah juga lapar. Lelah dan lapar seringkali mudah memicu emosi.

Biarkan pasangan dan diri kita yang lelah karena seharian beraktifitas untuk beristirahat sejenak. Rebahan sebentar, mandi, shalat bagi bagi yang muslim, minum air hangat terlebih dahulu, isi perut jika memang lapar.
Setelah itu bicarakan masalah yang ada dengan baik-baik. Ingat ya, membicarakan masalah tujuannya untuk mencari solusi jadi, usahakan untuk meredam nafsu untuk berbicara vokal. Santai...

II. Pahami Kemampuan dan Tugas Masing-Masing

Selain itu, ingat juga kalau kita capek karena seharian beraktifitas pasangan kita juga merasakan hal yang sama. Jangan bandingkan aktifitas kita dengannya lalu kita menghitung-hitung siapa yang paling lelah.
Moms, bagi pria menggendong anak dalam waktu yang agak lama itu melelahkan. Bukan karena dia ga kuat gendong, tapi bagi mereka aktifitas menggendong itu aktifitas yang monoton, membosankan (bukan karena ga sayang anak ya, hanya karena menggendong itu kan memang aktifitasnya ya begitu....terus, bukan hal yang dinamis) sehingga pria cepat merasa lelah. Apalagi kalau si kecil belum bisa diajak bermain karena usianya yang masih kecil sekali. Sementara wanita, menggendong berjam-jam pun kuat, ga merasa bosan.

Semua ada porsinya. Tinggal bagaimana memahami satu sama lain.
Suami juga, jangan menganggap bahwa istri yang di rumah lebih banyak memiliki waktu istirahat sehingga, menganggap mereka ga mungkin capek karena bisa istirahat. Pikiran-pikiran seperti itu salah besar apalagi, jika sudah ada anak, bahkan anaknya bukan hanya satu tapi lima. Wow! diberesin di sini, berantakan di sana, rumah belum beres, cucian sudah menunggu buat dicuci, cucian belum dijemur, makan siang harus segera dimasak karena anak-anak kelihatan sudah lapar, selesai masak lanjut jemurin pakaian, eh...pakaian yang kemarin belum disetrika, baru mau nyetrika eh, si kecil teriak-teriak mau pup, lagi nungguin si bungsu pup terdengar jeritan dari depan, rupanya anak ketiga dan keempat rebutan mainan...arrghh...banyak ya yang dikerjakan, riweuh dan pusing tentu lihatnya.

Tapi karena seorang ibu itu sudah terbiasa dengan rutinitas seperti itu ya dinikmati saja.
Tugas suami, pahami. Kalau suami yang mengemban itu semua setiap hari non stop, tanpa jeda..bakal sanggup ga?
Itu perlunya saling memahami tanggung jawab masing-masing. Sesekali bantu pekerjaan istri, bolehlah. Ga usah yang ribet, ajak main si kecil saat istri mau mandi atau makan, itu sudah cukup membahagiakan loh.
Intinya jangan cuek ya, sudah sih lelah karena seharian urus rumah dan anak, eh suami kok cuek aja, ga ada basa-basinya. Sedikit perhatian itu penting!

Yang bikin stres itu adalah sudah sih lelah dengan pekerjaan rumah, urus anak, ditambah suami marah-marah ketika datang. Double capek, double pusing, double stres.

Kalau anak-anak sudah tidur, sesekali peluk istri, belai lembut atau pijat lembut bahunya, ga perlu lama-lama seperti di tempat refleksi itu sudah menyenangkan dan menjadi energi baru, Pak.

Dokumen pribadi

II. Jadikan Lelah Menjadi Lillah

Dokumen pribadi

Apapun pekerjaannya, penting bagi kita untuk sadar betul buat siapa sih kita melakukan itu semua?
Kalau niat kita hanya untuk menyenangkan pasangan, diberi apresiasi oleh pasangan, yang ada kita malah kecewa. Namanya juga manusia ya, moms..pasti ada ga pekanya. Jangan berharap pasangan kita manis bak tokoh-tokoh yang ada di dalam drama romantis..itu cuma halu, moms 😆
Kita mengenal pasangan kita bukan hanya sehari, dua hari. Tentu sedikit banyak kita sudah tahu karakternya, jadi cobalah untuk menerimanya. Termasuk cara mengomunikasikan setiap permasalahan, tentu kita sudah paham bagaimana tekniknya, apa yang bisa memicunya marah. Learn, learn, learn. Karena rumah tangga adalah sekolah seumur hidup.

Kita menikah tujuannya untuk ibadah bukan? Idealnya ibadah dilakukan dengan ikhlas.
karena kalau ga ikhlas, sayang ya moms. Pahala ga dapet, capeknya sudah pasti.
Ga perlu panjang lebar untuk menjelaskan yang satu ini, karena sudah jelas, sudah gamblang walaupun ga semudah mengucapkannya saat menjalaninya ya..
Ikhlas itu memang butuh perjuangan, moms. Ga semudah memberi lalu kita lupakan, ga gitu. Godaannya ya justru ketika usaha kita ga dilihat orang, ga diberi apresiasi, ga dihargai tapi kita merasakan betul capeknya dan jungkir balik menjalani.
Tapi lagi-lagi, Allah itu ga tidur moms, ga seperti manusia yang pengawasannya terbatas. Yakin deh, Dia selalu melihat apa yang kita lakukan kok. Buat Dia saja, untuk Dia saja kita bekerja, kita beraktifitas dan berkarya. Pujian dan perhatian dari suami dan anak itu bonusnya.

Terus bersemangat wahai para istri, para istri sekaligus para ibu...!!!
Relaksasi sejenak untuk menyegarkan tubuhmu, jangan biarkan stres mengendalikanmu. Sayangi dirimu karena bekalmu menghadapNya masih banyak yang harus kau kumpulkan. Jangan biarkan tabunganmu berkurang karena marahmu, karena jengkelmu.
Barakallahu fikum...
😘😘😘
 

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Mengenal Berbagai Jenis Tali Masker Kain

Formula Untuk Meningkatkan Produktivitas Menulis